Berita Terkini

Oct 12, 2012

Tanaman Obat Indonesia Capai 7500 Spesies


Kecenderungan masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat dengan kembali menggunakan bahan-bahan alam (back to nature) memberikan peluang besar bagi indonesia yang diketahui merupakan negara kepulauan tropis terbesar di dunia dan memiliki ragam tanaman dengan jumlah yang sangat banyak. Salah satunya adalah tanaman obat yang jumlahnya mencapai 7500 spesies. 

Menurut Sekretaris Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian Dr. Ir. Mat Syukur, MS, 30 tahun ke depan tanaman obat berpotensi sangat cerah. Hal ini karena banyak masyarakat yang kembali mengkonsumsi obat–obatan alami untuk menyembuhkan penyakit dan mulai meninggalkan obat dengan kandungan bahan kimia.

“Potensi itu terlihat dari jumlah ekspor kita yang terus meningkat. Pada 2007 saja kita sudah mengekspor sekitar 7.000 ton tanaman obat dan pada 2008 ekspor kita meningkat dua kali lipat," ujarnya saat membuka Press Tour Ditjen Hortikultura bertema "Prospek Pengembangan Tanaman Obat Indonesia sebagai Bahan Baku Obat Tradisional" di Solo, Jawa Tengah pada (4/10/2012).

Hal senada dikatakan Direktur Budidaya dan Pascapanen Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Kementan, Dr. Ir. Yul H. Bahar. Menurutnya, jamu dan obat tradisional merupakan warisan leluhur bangsa Indonesia yang  bersumber pada kekayaan alam dan keanekaragaman hayati. Pembangunan industri jamu dan obat tradisional  memberikan multiplier effect dalam perekonomian masyarakat, terutama ekonomi sosial. Salah satu komoditas tanaman obat yang menjadi andalan untuk dipasarkan adalah temulawak. ”Jadi, kita ingin temulawak ini identik dengan Indonesia, sama halnya Korea Selatan (Korsel) yang identik dengan Ginseng,"tegasnya. 

Dijelaskan Dr. Ir. Yul H. Bahar, ke depan pengembangan jamu akan lebih variatif karena jamu tidak hanya berfungsi sebagai obat, tapi juga memiliki fungsi keindahan dan keasrian. "Jamu itu bisa digunakan untuk obat dan juga untuk permen, odol, sabun, spa.

Ginseng dari Korea itu bisa diolah bermacam-macam ada odol ginseng, bahkan parfum ginseng pun ada. Di bidang spa juga omzetnya besar sekali. Jadi,jangan mengebiri jamu hanya sebagai obat. Jamu bisa terkait dengan farmasi, industri, dan kosmetik," paparnya.

Meskipun prospek jamu sangat besar, namun kendala yang dialami juga relatif kompleks. Salah satunya adalah adanya klaim jamu dari Malaysia yang menganggap jamu sebagai ramuan khas negara tersebut serta masih  belum maksimalnya penanganan ekspor jamu Indonesia yang masih dalam bentuk bahan mentah. Menurut Dr. Ir. Yul H. Bahar, ke depan ekspor akan diusahakan dalam bentuk simplisia (bubuk). Saat ini, tujuan pasar ekspor Indonesia adalah Timur Tengah, sebagian Eropa, dan Jepang. "Yang paling besar ekspor kita ke Timur Tengah berupa rempah-rempah dan tanaman obat," tandasnya. (Deptan)