Gambar. Warna bakteri endofit yang telah berpenanda gen gfp dilihat di bawah sinar uv |
Pengembangan Formula Pupuk Berbasis
Bakteri Endofit pada Tebu merupakan salah satu inovasi teknologi
perkebunan yang dihasilkan Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perkebunan, Badan Litbang Kementerian Pertanian pada tahun 2011.
Pupuk hayati yang berkembang umumnya
menggunakan bakteri endofitik. Enam isolat bakteri penambat N endofitik
diuji daya hidupnya dalam formula pupuk hayati dan diuji efikasinya
pada tanaman tebu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi pupuk hayati yang dibuat
dengan campuran blotong 50%, zeolit 30%, dan tanah lempung 20%, pada
hari ke-0 sampai ke-15, jumlah bakteri endofit sebesar 8-6 x 106.
Pada bulan ke 3, jumlah bakteri dalam pupuk mencapai 6,33 x 102.
Setiap bakteri endofit memiliki pola yang spesifik yang menggambarkan
keberadaan dan persistensinya dalam jaringan tebu.
Bakteri tersebut mampu bertahan selama 3
bulan dalam jaringan tanaman. Dalam jaringan daun tebu, bakteri endofit
membentuk jaringan mikrokoloni. Uji efikasi bakteri endofit terhadap
keragaan tebu pada stadium perkecambahan dan awal pertunasan (umur 2
bulan) belum dapat tergambarkan secara kongkrit.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
aplikasi bakteri endofit belum memberikan respon yang signifikan,
mengingat pengamatan dilaksanakan pada tahap awal pertunasan.
Sumber : Litbang Deptan