Integrasi Itik di Lahan Sawah Img |
Seiring dengan permintaan daging itik yang terus meningkat, membuka peluang peternak untuk memelihara itik pedaging. Selama ini itik pedaging berasal dari itik petelur pejantan muda yang berumur 2-4 bulan, itik petelur betina afkir dan entog. Saat ini telah dikembangkan Itik pedaging unggul persilangan antara entog jantan dengan itik betina (Tiktok). Untuk meningkatkan nilai tambah, dapat dilakukan pemeliharaan terpadu tiktok dan padi. Sistem integrasi padi sawah dengan tiktok akan lebih efektif bila padi ditanam dengan sistem jajar legowo. Penanaman dengan sistem jajar legowo akan memberikan ruang yang cukup luas bagi tiktok untuk beraktivitas terutama untuk mencari makan di lahan persawahan tersebut.
Secara umum persyaratan inovasi teknologi integrasi padi sawah dan tiktok adalah ketersediaan air untuk padi sawah, cara tanam jajar legowo dan pemilihan vaietas padi. Varietas padi yang danjurkan adalah kuat dan tahan terhadap rebahan antara lain Gilirang, Fatmawati dan Ciherang. Diharapkan lktiga varietas tersebut cukup kuat dan tahan rebah, sehingga akan beradaptasi dengan adanya tiktok di sekelilingnya. Sedang pemeliharaan tiktok tidak berbeda dengan pemeliharaan itik pada umumnya.
Keunggulan inovasi teknologi integrasi tiltok dengan padi sawah ini adamuya tambahan keuntungan dari pemeliharaan tiktok dibandingkan bila hanya menanam padi saja. Adapun keunggulan titok antara lain cepat tumbuh, kandungan lemaknya rendah dengan tekstur daging lebih empuk dan lebih gurih dibanding dengan itik petelur. Tiktok mempunyai pertumbuhan yang cepat dibanding itik petelur pejantan, pada umur 70-75 hari berat badan mencapai 2-2,5 kg, sedang itik pejantan petelur umur 2-2,5 bulan mempunyai berat sekitar 1 kg.. Harga jualnya juga lebih tinggi yaitu Rp.32.500,- Rp.40.000,- , sedang itik jantan muda maupun betina afkir Rp. 12.500,- - Rp. 20.000,-.
Keuntungan yang diperoleh dengan adanya tiktok di sawah antara lain membantu pemupukan dari kotoran yang dihasilkan, meningkatkan kadar oksigen dalam tanah karena aktivitasnya dan meminimalkan rumput, gulma maupun hama ( serangga, siput, keong mas) karena dimakan tiktok. Sedang pakan untuk tiktok dapat dikurangi karena sudah mendapat pakan tambahan dari rumput, gulma, serangga, siput, keong mas dari sawah.
Penanaman padi dengan sistem jajar legowo memiliki beberapa keuntungan antara lain: (1). Populasi tanaman lebih banyak sehingga berpeluang meningkatkan hasil; (2). Memudahkan penyiangan gulma dan penyemprotan; dan (3). Memudahkan pemberian pupuk ke dalam barisan tanaman. Menamam padi dengan sistem jajar legowo dapat meningkatkan produksi dari sebelumnya sebesar 6.320 kg GKP/ha menjadi 8.800 kg GKP/ha.
Itik di Lahan Sawah Img |
Tanam jajar legowo yaitu menanam benih padi berbaris lurus sedemikian rupa sehingga antar barisan tanaman terdapat lorong terbuka (alley) yang lebih lebar dibanding cara tanam jajar simetris. Tanam jajar legowo yang dianjurkan adalah 2 baris atau 3 baris dengan jarak tanam dalam barisan sekitar 20-25 x 10-12,5 cm dan jarak tanam lorong (legowo) 40-60 x 10-12,5 cm. Sedang tiktok yang dilepas ke sawah berumur 14 hari.
Pelaksanaan teknis sistem integrasi tersebut diawali dengan penanaman padi jajar legowo 2 baris, menggunakan jarak tanam dalam barisan 20 X 10 cm dan jarak tanam lorong (legowo) 40 X 10 cm, sedangkan padi yang ditanam adalah varietas Ciherang. Budidaya tiktok secara terpadu dimulai saat perakaran tanaman padi sudah mulai kuat, yaitu dua minggu setelah tanam, bibit tiktok yang berumur 14 hari dilepas dalam areal sawah. Jika tiktok datang dari tempat pembibitan, sebaiknya tidak langsung dilepas di areal persawahan tetapi perlu penyesuaian 1-2 hari di kandang yang sudah disiapkan sebelumnya. Kepadatan tiktok berkisar 1,5-2 kali kepadatan pemeliharaan itik petelur jantan. Bila kepadatan itik pejantan 1000 ekor/ha, maka tiktok sekitar 500-750 ekor/ha. Pakan yang diberikan berupa dedak dan konsentrat (1:1) dalam jumlah tidak sebanyak pada pemeliharaan intensif ( kurang lebih 54 gram/ekor/hari) karena kebutuhan pakan tiktok telah terpenuhi dari rumput-rumputan di sawah, serangga, keong sawah, katak kecil dan lain-lain. Dengan demikian biaya pakan dapat ditekan Selama 75 hari pemeliharaan hanya dibutuhkan pakan sekitar 1 kg/ekor. Tiktok dipanen pada saat butir padi akan keluar pada umur 75 hari. Pada saat itu bobot badan tiktok tmencapai 2- 2,5 kg. Dengan demikian tiktok tidak mengganggu perkembangan butir padi. Sedang padi dipanen setelah berumur 125 hari.
Keuntungan finansial usahatani padi sawah dengan integrasi tiktok adalah sebesar Rp 12.381.600/ha/musim dengan B/C Ratio sebesar 1,67. Sedangkan keuntungan finansial usahatani padi tanpa integrasi tiktok hanya sebesar Rp 5.354.000,-/ha/musim, dengan B/C Ratio sebesar 1,15. Dengan kata lain usahatani padi sawah dengan integrasi tiktok, petani mendapat tambahan pendapatan sebesar Rp 7.027.600,-/ha/musim (Rp 7,03 juta/ha/musim). Keuntungan lain yang diperoleh petani dari sistem integrasi ini meliputi: a) Berkurangnya biaya produksi akibat penurunan pemberian pupuk, pestisida dan herbisida serta berkurangnya upah tenaga kerja untuk menyiangi rumput; b) Peningkatan mutu dan kondisi lahan karena penggunaan pupuk anorganik yang minimal; c) Biaya produksi itik menjadi lebih rendah karena sebagian besar sumber pakan berasal dari areal sawah/.
Selain dengan tiktok, sistem integrasi dapat dilakukan dengan itik pejantan MA. Itik pejantan MA mempunyai bobot badan lebih besar dibandingkan dengan itik pejatan lokal sehingga harga jualnya juga lebih tinggi. Source: JktLib